Rabu (22/9), SMA Negeri 1 Situbondo menggelar Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi dan Kolaboratif. Dua pemateri yang membahas tema tersebut adalah Syaiful Bahri, M.Pd dan Hidayatur Rahman Romadhona, M.Pd.
Pak Syaiful, sebagai pemateri pertama memaparkan bahasan tentang Pembelajaran Berdiferensiasi. Menurut Pak Syaiful, pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru memiliki keluwesan dalam penyampaian materi kepada peserta didik.
“Kata kunci pembelajaran ini adalah kebutuhan murid (Learner’s Necessity). Seorang guru perlu menyesuaikan proses pembelajaran di kelas sebagai usaha memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid,” ungkap Pak Syaiful.
Metode dalam pembelajaran berdiferensiasi, Menurut Pak Syaiful sesuai dengan sistem SKS. Pada sistem SKS, siswa dipetakan menjadi tiga kelompok: siswa di bawah rata-rata, siswa rata-rata, dan siswa di atas rata-rata. Guru perlu melayani tiga kelompok siswa dengan pendekatan yang beragam sesuai kebutuhan masing-masing kelompok.
“Permendikbud No.158 tahun 2014 disebutkan bahwa penyelenggaraan SKS memungkinkan peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan kapasitas belajar yang dimiliki dan prestasi belajar yang dicapainya secara perseorangan. Dengan demikian, pembelajaran berdiferensiasi dapat diintegrasikan dengan sekolah yang menerapkan program SKS,” pungkas Pak Syaiful.
Hidayaturrahman Romadhona, M.Pd sebagai pemateri kedua memulai acara sesi kedua dengan mengajukan pertanyaan. Ia bertanya tentang blended learning kepada bapak ibu guru peserta workshop. Ia kemudianmenarik kesimpulan dari jawaban peserta dengan menghubungkan pembahasan blended learning dengan aplikasi pembelajaran bernama Edpuzzle.
“Pada aplikasi ini, bapak ibu guru dapat menyiapkan materi pembelajaran menggunakan video. Bapak ibu bisa memilih konten pembelajaran berbasis video di aplikasi ini kemudian mengeditnya baik memotong, merekam suara, dan menambahkan pertanyaan,” ungkap Pak Dhona.
Menurut Pak Dhona, aplikasi edpuzzle dapat diintegrasikan ke google classroom yang lebih dulu bapak ibu guru kuasai. Kehadiran edpuzzle ini membuat materi pembelajaran lebih variatif dan menarik.
Sambil memberi penjelasan, Pak Dhona mempersilakan bapak ibu guru untuk praktik menggunakan edpuzzle.
Jelang akhir acara, Drs. Soejatno, M.Si selaku pengawas Pembina menyampaikan pentingnya bapak ibu guru dan semua keluarga SMASA untuk bergerak sama-sama menyebarkan informasi acara-acara yang digelar SMASA.
“Penting untuk menyebarluaskan informasi supaya kita tetap menjadi sekolah yang aktif dan banyak menggelar acara-acara berkualitas,” pungkasnya.
Penulis: Moh. Farhan, S.S. | Foto: Ahmad Rifqi Naja, S.Pd., Gr.