SMA Negeri 1 Situbondo mengadakan Workshop Pembuatan Soal Berbasis AKM, Rabu (1/9). Workshop diadakan di ruang guru SMASA yang dihadiri oleh pengawas pembina, Dra. Endang Sulistiowarni sebagai pemateri dan Kepala SMASA, Drs. Nurhidayat Yuliadi, M.Pd. Tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada bapak ibu guru teknik membuat soal-soal AKM.
Workshop dipandu oleh Damai Yulisstiyawan, S.Pd., Gr. Pak Damai memulai acara dengan mempersilakan Sanusi, S.PdI memimpin pembacaan doa dengan membaca surat Alfatihah dan selawat. Acara kemudian dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Bu Paula dan diikuti oleh seluruh peserta workshop.
Pak Nur memberikan sambutan dalam workshop kali ini. Dalam sambutannya, Pak Nur mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bu Endang sebagai pemateri dan atas kekompakan bapak ibu guru yang telah hadir dalam workshop.
“Workshop ini bertujuan agar bapak ibu guru mengenal jenis soal AKM sehingga dapat diterapkan kepada siswa saat pembelajaran berlangsung,” ungkap pak Nur.
Di akhir sambutannya, Pak Nur memberikan buku antologi cerpen karya siswa kelas XI SMASA kepada Bu Endang. Buku tersebut merupakan hasil binaan bapak ibu MGMP Bahasa Indonesia internal SMASA yang dihimpun dari tugas siswa materi cerpen.
“Buku antologi cerpen ini merupakan bentuk literasi siswa SMASA. Ada buku antologi lain yaitu antologi puisi yang lebih dulu terbit. Saya berharap, semoga siswa SMASA dan bapak ibu guru dapat terus mengembangkan literasinya,” imbuh Pak Nur.
Setelah menerima buku antologi cerpen, Bu Endang mulai memberikan materi. Di awal penyampaian, Bu Endang menyampaikan pesan terkait E-KTSP. Bu Endang berpesan bahwa bapak ibu guru perlu bekerja sama antar guru mapel dalam MGMP internal agar seluruh RPP dapat dipenuhi.
“Saya di sini hanya bersifat sharing dan penguatan untuk bapak ibu guru mengenai AKM. Saya yakin bapak ibu guru sudah memahami AKM,” ungkap Bu Endang.
Bu Endang menambahkan bahwa dalam menerapkan soal AKM pada saat pembelajaran, guru dapat memberikan satu atau dua soal yang melatih siswa untuk berpikir kritis. Tidak hanya itu, guru juga perlu mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari agar menstimulus siswa berpikir kritis. Instrumen AKM meliputi literasi, numerasi, dan survei karakter. Sedangkan peserta AKM adalah guru dan siswa.
Workshop diakhiri dengan para guru menyusun soal AKM secara berkelompok dan presentasi. Di akhir acara, Bu Endang berharap adanya workshop ini dapat mengembangkan pemahaman guru dalam menyusun soal berbasis AKM.
“Saya berharap, selepas workshop ini, bapak ibu guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam menyusun soal AKM sehingga dapat dimanfaatkan dan diimplementasikan kepada siswa. Terima kasih atas antusiasnya bapak ibu dalam mengikuti acara ini. Semoga bermanfaat bagi bapak ibu semua,” tutup Bu Endang.
Penulis: Pradita Tiara Sumarsono, S.Pd. | Foto: Ahmad Rifqi Naja, S.Pd., Gr. | Editor: Moh. Farhan, S.S.